Cara Menulis Novel – Hai teman-teman
pembaca setia ronamenulis.com dalam posting ini saya akan menunjukkan
kepada kamu semua, bagaimana tips dan teknik menulis dan menerbitkan novel untuk pemula. Apa yang akan saya sampaikan 100% pengalaman pribadi.Dan asal teman-teman tahu, cara menulis
novel yang akan saya tunjukkan bukan sesuatu yang muluk atau sulit. Jadi
saya yakin teman-teman bisa juga melakukannya. Apa saja itu? Berikut
adalah penjelasannya.
1. Tumbuhkan keinginan/kemauanmu dalam menulis
Apa yang kamu cari? Apa yang ingin kamu
dapatkan? Contohnya, saya ingin menulis sebagai pembuktian kepada orang
lain kalau saya bisa melakukan sesuatu yang bisa membuat orang lain
bangga. Dari sesuatu yang kau cari itu coba katakan berulang kali dalam
hati. Agar tak hanya hati dan otakmu yang mendengar, melainkan seluruh
tubuh yang menggerakkanmu untuk menulis.
Setelah kamu menemukannya, jangan berhenti
sampai di situ saja, dan jangan mulai menulis dulu. Kok jangan?
Maksudnya jangan sekarang kalau kamu belum memantapkan hati dan membuat
komitmen dengan diri sendiri. Komitmen ini juga sangat penting loh.
Menulis sebuah novel itu membutuhkan waktu yang tidak sebentar, juga
membutuhkan tenaga yang tidak sedikit. Maka dari itu bangun
komitmen/keyakinan kalau kamu bisa menyelesaikan proyek menulis kamu
itu. Bagaimana cara membangun komitmen? Ingat lagi apa yang kau cari dan
apa yang kau inginkan dalam menulis.
2. Siapkan Media Untuk Menulis
Ambil kertas, atau laptop, atau media
lainnya yang bisa membuatmu nyaman dalam menulis. Kenyamananmu adalah
hal yang paling utama juga. Menulis adalah pekerjaan yang tak memiliki
peraturan harus menulis di mana. Semuanya terserah kamu. Hm… Jujur,
kalau saya menulis sebuah novel, saya tidak pernah menulis dari
laptop/komputer terlebih dahulu. Bila saya berhadapan langsung dengan
komputer, apa yang dipikiran saya akan susah untuk keluar. Maka dari itu
saya menemukan media di mana saya bisa menulis dengan sangat santai.
Bisa sambil tiduran, duduk bersandar, dan bisa di bawa kemana-mana. Ya
benar sekali, ponsel! Saya menulis melalui ponsel. Menyimpannya di dalam
draft lalu setelah selesai, saya memindahkannya ke komputer melalui
kabel data/USB. Dan sewatu menulis artikel ini, saya pun memakai ponsel
saya terlebih dahulu. Intinya, temukan zona nyamanmu dalam menulis.
3. Pikirkan apa yang ingin kamu ceritakan
Setelah kamu menemukan media yang pas.
Langkah selanjutnya adalah pikirkan apa yang ingin kamu ceritakan.
Pikirkan tema yang kamu ciptakan. Rancang plot demi plot yang akan kamu
tuangkan ke dalam media menulismu.
4. Mulailah menulis
Biasanya novel itu mempunyai minimal 12
bab. Saya menargetkan satu bab itu terdiri dari sepuluh halaman. Itu pas
menurut saya. Ketika kita menceritakan bab perbab, agar cerita yang
kita tulis terstruktur dengan baik, sebaiknya buatlah kerangka cerita
terlebih dahulu. Contohnya saat saya menulis, saya lebih memilih membuat
kerangka perbab, dari pada kerangka satu novel. Sebab jujur, saat
menulis, masih banyak adegan yang belum saya ketahui, terutama adegan
yang lebih jauh lagi dari bab awal. Maka dari itu fokus pada bab dimana
kamu berada. Pikirkan adegan yang tak biasa dan menarik pembaca untuk
terus menerus melanjutkan bacaannya sampai akhir cerita.
Bab awal juga merupakan penentu ceritamu.
Bisa dibilang bab eksekutor, apakah pembaca akan membaca novelmu lebih
lanjut, atau novelmu berakhir di rak-nya saja sebagai pajangan. Maka
dari itu mulai dari bab awal, buatlah adegan yang tak biasa dan
memunculkan atmosfer keseruan pada pembacamu. Nah buatlah plot demi plot
setiap babmu, dan lakukan terus menerus hingga mencapai bab akhir.
5. Mengatasi kerikil pengganggu
Jika kamu menganggap semua penulis novel
bisa menulis lancar tanpa hambatan, harus saya tegaskan itu adalah
anggapan yang salah. Setiap aktivitas menulis pasti ada hambatannya,
pasti ada kerikil pengganggu. Terutama saat berada di tengah cerita
hingga membuat ceritanya berhenti bahkan lebih buruk, tak pernah
dilanjutkan. Batu kerikil itu disebut dengan “Mood”
Hmm.. Menurut saya sebenarnya rasa mood itu
hanya bahasa halus dari rasa malas. Rasa malas itu berada di dalam diri
kita. Dan, untuk menghilangkannya, hanya diri kita juga yang bisa. Tak
ada jalan lain melawan rasa malas kecuali melawannya secara langsung.
Ketika kemalasan menyerang, ingat motivasi menulis apa? Kita kembali ke
langkah awal. Apa yang aku inginkan? Apa yang ingin kamu cari? Dan
sugesti dirimu bahwa kamu bisa menyelesaikannya dan kamu bisa
mengalahkan rasa malasmu.
6. Mengirimkan ke penerbit
Tidak sempurna rasanya kalau saya tidak
menguraikan, apa yang harus kita lakukan setelah naskah kita selesai.
Kamu mau menjadi penulis kan? Dan sarana yang paling tepat untuk
meresmikan dirimu sebagai seorang penulis adalah penerbit. Cari penerbit
yang sesuai dengan napas novelmu. Apakah novelmu bertema remaja?
Tentunya jangan kirim ke penerbit yang fokus pada novel dewasa.
Setelah kau mengirimkannya, setelah kau
telah berusaha melewati waktu yang tak sebentar untuk menyelesaikan
tulisanmu, giliran kamu sekarang untuk berdoa. Usaha yang kita lakukan
akan terasa lebih indah bila kita mengadukannya kepada sang pencipta.
Kepada tuhan yang Maha Esa. Sabar adalah kunci utama, tunggu kabar
naskahmu dari penerbit, bila perlu kau bisa menulis sekaligus menunggu
kabar yang kau nanti-nanti.
Demikianlah tips sederhana tentang cara membuat novel untuk pemula.
Semoga tulisan singkat dan sederhana ini bisa bermanfaat bagi
teman-teman yang membaca. Oh iya saya lupa. Di samping menulis membaca
adalah kegiatan yang juga penting. Membaca dan menulis ibarat dua sisi
mata uang yang tak terpisahkan. Seperti pasangan suami istri yang sudah
klop dan sangat serasi. Maka dari itu dengan membaca dan menulis, saya
yakin kalian bisa menjadi penulis hebat dan terkenal.
Bagaimana menurut kamu?
0 komentar..:
Post a Comment